Jumat, 10 Juni 2011

MAKALAH MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KOMPLIKASI, KELAINAN PADA KALA III DAN IV DENGAN KASUS INVERSIO UTERI


DASAR TEORI
INVERSIO UTERI


Di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal merupakan masalah besar namun sejumlah kematian yang cukup besar tidak dilaporkan dan tidak tercatat dalam statistik resmi. Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5 – 10 per 100.000 kelahiran penduduk, sedangkan di Indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian maternal cukup kompleks, salah satunya adalah terjadinya perdarahan post partum . Perdarahan post partum adalah sebab penting kematian ibu : ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan post partum, plasenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri) disebabkan oleh perdarahan post partum . Yang termasuk etiologi perdarahan post partum adalah atonia uteri, retensio plasenta, trauma jalan lahir, inversio uteri, ruptur uteri dan gangguan sistem pembekuan darah .
Inversio Uteri merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi yaitu berkisar antara 1 : 2000 s/d 20.000 kehamilan namun dengan cepat dapat menyebabkan mortalitas maternal. Ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem     ,biasanya yang terjadi adalah syok yang berat .

I.                   DEFINISI
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.
Inversio Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya terus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya.


II.               KLASIFIKASI
Inversio uteri dibagi atas :
(1). Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
(2). Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
(3). Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.

Ada pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi :
(1). Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau serviks uteri.
(2). Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.


III.           ETIOLOGI
Faktor yang memudahkan terjadinya inversion uteri adalah:
·         uterus yang lembek
·         lemah
·          tipis dindingnya .

Penyebab inversio uteri adalah:
·         secara spontan:
» grandemultipara
» atonia uteri
» kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis  
   yang longgar)
» tekanan intra abdominal yang tinggi (misalnya mengejan dan batuk) ,

·         karena tindakan:
 » perasat Crede yang berlebihan
 » tarikan tali pusat
 » manual plasenta yang dipaksakan, apalagi bila ada perlekatan plasenta pada  
    dinding rahim.

   
              

Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan inversio uteri

IV.           GEJALA KLINIS
Gejala-gejala inversio uteri pada permulaan tidak selalu jelas yang dijumpai pada kala III persalinan atau post partum. Akan tetapi, apabila kelainan itu sejak awalnya timbul dengan cepat maka:
·         rasa nyeri yang hebat dan dapat menimbulkan syok. Rasa nyeri yang hebat tersebut disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta ligamentum infundibulopelvikum dan ligamentum rotundum kanan dan kiri ke dalam terowongan inversio sehingga terjadi tarikan yang kuat pada peritoneum parietal.

·         Perdarahan yang banyak akibat dari plasenta yang masih melekat pada uterus, hal ini dapat juga berakibat syok .
» Pemeriksaan luar pada palpasi abdomen
·         fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada fundus seperti kawah. Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor yang merah di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang terbalik.
» Pada pemeriksaan dalam
·         bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam
·          bila sudah komplit, di atas simfisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak; atau kavum uteri sudah tidak ada (terbalik) .

V.               KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis tidak sukar dibuat jika mengetahui kemungkinan terjadinya inversio uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai, pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak di atas serviks uteri atau dalam vagina, sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat .
VI. DIAGNOSA BANDING
(1). Mioma uteri submukosum
Mioma uteri submukosum yang lahir dalam vagina, tapi fundus uteri ditemukan dalam bentuk dan pada tempat biasa, konsistensi mioma lebih keras daripada korpus uteri setelah persalinan.
(2). Syok post partum oleh karena penyebab yang lain.
VI.           PENATALAKSANAAN

·         Dalam memimpin persalinan harus dijaga kemungkinan terjadinya inversio uteri. Tarikan pada tali pusat sebelum plasenta benar-benar lepas sebaiknya tidak dilakukan apabila dicoba melakukan perasat Crede harus diindahkan sepenuhnya syarat-syaratnya. Pendorongan rahim juga tidak dibenarkan.

·         Apabila terjadi inversio uteri dengan gejala-gejala syok, yang pertama dilakukan adalah:
Ø  memperbaiki keadaan umumnya, dengan memberikan oksigen, infus intravena cairan elektrolit dan transfusi darah.
Ø  Segera sesudah itu dilakukan reposisi dengan anestesi umum. Caranya yaitu dengan memasukkan satu tangan seluruhnya ke dalam vagina sedangkan jari-jari tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tetapi terus menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati serviks dan inversio ditiadakan.
Reposisi Inversio Uteri.

( a ) Inversio uteri total ( b ) Reposisi uterus melalui servik. ( c ) Restitusi uterus


Ø  Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri. Berikan oksitosin dan setelah terjadi kontraksi , tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak berulang.
·         Apabila reposisi pervaginam gagal, selanjutnya dapat dilakukan tindakan pembedahan.

          
       



VII.        PROGNOSIS
Prognosis inversio uteri dipengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat keadaan ini diketahui dan diobat maka makin buruk prognosanya .

VIII.    PERAWATAN PASCA TINDAKAN

1. Jika inversi sudah diperbaiki, berikan infus oksitoksin 20 unit dalam 500 ml IV (Nacl 0,9 % atau Ringer Lactat) 10 tetes/menit :
a. Jika dicurigai terjadi perdarahan, berikan infus sampai dengan 60 tetes permenit.
b. Jika kontraksi uterus kurang baik, berikan ergometrin 0,2 mg atau prestaglandin
2. Berikan Antibiotika proflaksis dosis tunggal :
a. Ampisilin 2 gr IV dan metronidazol 500mg IV
b. Sefazolin 1 gr IV dan metranidazol 500 mg IV
3. Lakukan perawatan pasca bedah jika dilakukan koreksi kombinasi abdominal vaginal
4. Jika ada tanda infeksi berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam 48 jam :
a. Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam
b. Gestamin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
c. Metranidazol 500mg IV setiap 8 jam
5. Berikan analgesik jika perlu














DAFTAR PUSTAKA



dr.Bambang Widjanarko, SpOG Fak.Kedokteran & Kesehatan UMJ JAKARTA http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/inversio-uteri.html

Abdul Bari Saifudin, Buku panduan praktis pelayanan kes. Materi Neonatal

Wiknjosastro, H., Inversio Uteri, Ilmu Kebidanan, hal 22-24 dan hal 660-662, Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UI, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Prawirohardjo, 1997.

Sastrawinata, R.S., Inversio Uteri, Obstetri Patologi, hal 238-242, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP, Bandung, 1984.

Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Kapita Selekta, Edisi 3, Jilid I, hal 313, Medik Aesculapius, Jakarta, 1999.






1 komentar:

  1. mksih bwt informasinya,... dapat membantu sya dalam menyelesaikan tgs patologi saya.

    BalasHapus